Ukuran panjang Tunggul adat dari Suku Mais berbeda dengan yang lain yaitu memiliki ukuran yang lebih pendek dan yang tunggul Adat suku lain. Ini ada sejarah mengapa ukuran Tunggul Adat dari Suku Mais pendek dari yang lain, sedangkan warnanya adalah Hitam.
Dari keterangan Datuk Tumenggung, bahwa ada perjanjian kasih sayang antara Suku Melayu dan Suku Mais, bahwa Suku Mais ini sangatlah sayang kepada anak kemenakannya sampai kain yang terpakaipun diberikan kepada anak kemanakannya. Karena menurut sejarah bahwa ayah dan anak kemanakan ini adalah dari Suku Mais sedangkan ibunya adalah dari Suku Melayu.
Data dilapangan membuktikan bahwa siapa saja yang menikah antara Suku Mais (Ayah) dengan Suku Melayu (Ibu), kemudian dari keturunan ini sesuai dengan batua-nya, menjadi pejabat adat di Luhak Kepenuhan akan terlihat bahwa kepemimpinannya maju dan berjaya dan disenangi oleh anak kemenakan dan masyarakat.
Sebagai contoh kongkrit dari pernikahan antara Suku Mais dan Suku Melayu mi adalah Almarhum Datuk Bendahara Sakti Osat. Kepemimpinan beliau mi mendapat tempat tersendiri dihati seluruh anak kemenakan apalagi para pejabat adat mulai dari Pucuk Suku, Tungkek, Induk dan Mato-mato Buah Poik di luhak Kepenuhan. Selain diluar Kepenuhan keberadaan Almarhum Datuk Bendahara sakti Osat ini juga menjadi perhitungan dan kewibawaan di Lima Luhak. Ini salah satu contoh saja hasil kasih sayang dari Suku Mais.
Dari keterangan Datuk Tumenggung, bahwa ada perjanjian kasih sayang antara Suku Melayu dan Suku Mais, bahwa Suku Mais ini sangatlah sayang kepada anak kemenakannya sampai kain yang terpakaipun diberikan kepada anak kemanakannya. Karena menurut sejarah bahwa ayah dan anak kemanakan ini adalah dari Suku Mais sedangkan ibunya adalah dari Suku Melayu.
Data dilapangan membuktikan bahwa siapa saja yang menikah antara Suku Mais (Ayah) dengan Suku Melayu (Ibu), kemudian dari keturunan ini sesuai dengan batua-nya, menjadi pejabat adat di Luhak Kepenuhan akan terlihat bahwa kepemimpinannya maju dan berjaya dan disenangi oleh anak kemenakan dan masyarakat.
Sebagai contoh kongkrit dari pernikahan antara Suku Mais dan Suku Melayu mi adalah Almarhum Datuk Bendahara Sakti Osat. Kepemimpinan beliau mi mendapat tempat tersendiri dihati seluruh anak kemenakan apalagi para pejabat adat mulai dari Pucuk Suku, Tungkek, Induk dan Mato-mato Buah Poik di luhak Kepenuhan. Selain diluar Kepenuhan keberadaan Almarhum Datuk Bendahara sakti Osat ini juga menjadi perhitungan dan kewibawaan di Lima Luhak. Ini salah satu contoh saja hasil kasih sayang dari Suku Mais.
