Pada masa Dt. Djuah (Aim) dan Dt. Syeih Nasaruddin (alm), keberadaan suku ini mengalami perkembangan yang baik dan mendapat perhatain dari seluruh elemen masyarakat dan kadang menciptakan fenomena yang baik, khususnya pada masa Dt. Syeih Nasaruddin (Alm ), karena beliau satu sisi sebagai tokoh adat yang disegani bukan saja di Luhak Kepenuhan namun juga sampai ke luhak yang lain dan beberapa kabupaten yang ada di propinsi Riau dan beliau ini juga sebagai alim ulama.
Sebagai tokoh adat, penulis selalu melakukan diskusi intensif karena kebetulan kami bertetangga, jadi diskusi rutin tersebut selalu di lakukan. Dan dari sini pula penulis mendapat banyak informasi dalam penulisan buku ini, apalagi tentang suku pungkuik. Tunggul adat suku Pungkuik ini sama dengan suku lainnya yaitu suku Moniliang, suku Kandang Kopuh, suku ampu dan suku kuti. Warna pakaian yang dipakai juga sama yaitu serba hitam.
Sebagai tokoh adat, penulis selalu melakukan diskusi intensif karena kebetulan kami bertetangga, jadi diskusi rutin tersebut selalu di lakukan. Dan dari sini pula penulis mendapat banyak informasi dalam penulisan buku ini, apalagi tentang suku pungkuik. Tunggul adat suku Pungkuik ini sama dengan suku lainnya yaitu suku Moniliang, suku Kandang Kopuh, suku ampu dan suku kuti. Warna pakaian yang dipakai juga sama yaitu serba hitam.