Botinik/bertindik (melobangi daun telinga bagian bawah tempat memasangkan anting-anting) merupakan bagian dan kegiatan adat yang sekarang udah mulai terlupakan. Padahal kegiatan ini dahulunya merupakan kegiatan atau acara adat yang tetap dilaksanakan oleh nenek moyang kita. Kegaiatn botinik tidaklah semegah kegiatan khitanan tetapi kegiatan yang hanya dilakanakan oleh keluarga atau orang tua sianak yang akan ditindik.
Anak yang akan ditindik biasanya berusia dibawah umur atau berkisar antara I sampai 10 tahun, akan tetapi juga tidak ada aturan baku. Mengingat betindik ini melobangi daun telinga jadi perlu diperhatikan supaya nanti telingan sianak tidak mengalami iritasi makanya harus juga dilihat kesiapan sianak.
Adapun bahan yang diperlukan dalam melaksanakan botindik adalah minyak goreng sebagai pelicin untuk melobangi daun telinga sehingga mengurangi rasa sakit, lalu jarum/peniti (ini dipakai pada orang-orang dahulu) untuk melobangi daun telinga tadi. Lalu kunyit yang berfungsi untuk mengobati luka bekas tusukan jarum tadi agar tidak iritasi/menjadi luka.
Tata cara dalam melaksanakannya tidaklah terlalu rumit, hiasanya orang tua bermusyarah kapan anaknya ditindik, lalu ibu ianak melapor kepada mamak adatnya (mato-mato buah poik dan induk) bahwa anaknya akan ditindik barulah anaknya ditindik oleh dukun tindik atau oleh ibunya sendiri.
Anak yang akan ditindik biasanya berusia dibawah umur atau berkisar antara I sampai 10 tahun, akan tetapi juga tidak ada aturan baku. Mengingat betindik ini melobangi daun telinga jadi perlu diperhatikan supaya nanti telingan sianak tidak mengalami iritasi makanya harus juga dilihat kesiapan sianak.
Adapun bahan yang diperlukan dalam melaksanakan botindik adalah minyak goreng sebagai pelicin untuk melobangi daun telinga sehingga mengurangi rasa sakit, lalu jarum/peniti (ini dipakai pada orang-orang dahulu) untuk melobangi daun telinga tadi. Lalu kunyit yang berfungsi untuk mengobati luka bekas tusukan jarum tadi agar tidak iritasi/menjadi luka.
Tata cara dalam melaksanakannya tidaklah terlalu rumit, hiasanya orang tua bermusyarah kapan anaknya ditindik, lalu ibu ianak melapor kepada mamak adatnya (mato-mato buah poik dan induk) bahwa anaknya akan ditindik barulah anaknya ditindik oleh dukun tindik atau oleh ibunya sendiri.