MinalAidin Walfaizin..!
Ucapan ini sering di dengar dalam masyarakat di daerah Kepenuhan sebagai pertanda kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh, ketika fajar I syawal menyingsing diufuk timur yang merupakan isarat, bahwa umat Islam diseluruh dunia telah berada disuatu hari yang sangat berbahagia, dimana seluruh umat tauhid disegenap penjuru dunia, dan mereka dibelahan barat sampai mereka dibelahan timur, bangkit serentak bersama-sama menyuarakan dan menggemakan suara keramat dan sakti, berupa takbir dan tahmid.
Kalimat diatas adalah ucapan keyakinan, dan ucapan kepercayaan dan kesadaran. Ucapan ini adalah bayangan keabdian dan keabadian, pedoman kekal sepanjang masa, pangkalan tempat muslim bertolak dan tempat mukmin bersauh, kalimat Allahhu Akbar adalah laksana muara laut ditengah samudera raya, Ta adalah lambang dan suatu aqidah dan keyakinan, timbul dari pandangan dan pendirian hidup yang memancarkan nur atau cahaya.
Bagi masyarakat Kepenuhan hari-hari ini merupakan suatu dari kemenangan yang tiada tara, maka mereka dapat dan mampu melakksanakan ibadah puasa dengan suatu harapan bahwa mereka tergolong kepada orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Hari-hari berikutnya mereka sudah dibekali berbagai ilmu yang telah disampaikan oleh juru Dakwah dan alim ulama, cerdik pandai sehingga menjadi pelita dalam kehidupan mereka, Sebagai bekal bertemu kembali pada bulan ramadhan tahun berikutnya.
Sebagai wujud dari rasa kemenangan tersebut, menurut adat setempat diadakan suatu acara seabagai rasa kemenangan yang mereka terima, juga sebagai tanda syukur atas nikmat yang telah Allah berikan yaitu acara halal bihalal pada hari raya kedua, penetapan hari ini sudah baku menurut adat dan belum Pernah dilaksanakan pada hari ketiga atau hari lain, selain pada hari kedua yaitu setelah tanggal I Syawal tepatnya pada tangal 2 Syawal. Pelaksanaan halal bihalal ini tidak jauh berbeda dengan acara berlimau yaitu:
1. Memberi uraian hikmat tentang idul fitri oleh alim ulama dan cerdik pandai serta Tokoh-Tokoh masyarakat.
2. Ditandai dengan penaikan tunggul-tunggul adat nan sepuluh diringi imam dan dubalang.
3. Peletusan lelo kuno.
4. Pencak Silat.
5. Bermaaf-maafan.
Pada pelaksanaan halal bihalal lebih semarak adalah banyak sanak famili yang pulang kampung, mereka tidak mau ketinggalan mengikuti acara lebaran di kampung halaman. Karena mereka akan bertemu dengan sanak famili dan handai taulan, bahkan ada puluhan tahun tidak pernah berjumpa, tentunya saat seperti ini saat yang berkesan ditambah lagi berjumpa saat pada hari kemenangan.
Bagi mereka yang belum mengerti tentang adat pada saat seperti ini adalah untuk berjojo atau saling kenal untuk mencari kembali tali persaudaraan secara adat, karena diharapkan dengan adanya jojo ini tidak ada silang sengketa dalam hal kekeluargaan.
Mengapa hal ini diungapkan karena menurut penulis bahwa banyak putera Kepenuhan yang sudah lama merantau dan jarang kembali kedaerah, namun setelah kembali mereka sudah membawa suatu keluarga besar, ini perlu diadakannya kembali jojo agar supaya untuk kemudian hari persaudaraan akan tetap ada sampai kapanpun sampai dimanapun mereka berada.
Bagi masyarakat yang berdomisili didaerah juga ada suatu kebahagian bahwa dengan kedatangan kaum famili mereka ini merupakan kebanggaan serta kebahagian secara kedaerahan bahwa mereka memiliki orang-orang yang berhasil dirantau orang. Sikap yang mereka tunjukkan adalah dengan menjamu mereka dengan jamuan ala kampung yaitu seperti ayang, itak, paih serta masakan daerah yang lain serta ditutupi dengan acara saling memaafkan.
Ucapan ini sering di dengar dalam masyarakat di daerah Kepenuhan sebagai pertanda kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa ramadhan sebulan penuh, ketika fajar I syawal menyingsing diufuk timur yang merupakan isarat, bahwa umat Islam diseluruh dunia telah berada disuatu hari yang sangat berbahagia, dimana seluruh umat tauhid disegenap penjuru dunia, dan mereka dibelahan barat sampai mereka dibelahan timur, bangkit serentak bersama-sama menyuarakan dan menggemakan suara keramat dan sakti, berupa takbir dan tahmid.
Kalimat diatas adalah ucapan keyakinan, dan ucapan kepercayaan dan kesadaran. Ucapan ini adalah bayangan keabdian dan keabadian, pedoman kekal sepanjang masa, pangkalan tempat muslim bertolak dan tempat mukmin bersauh, kalimat Allahhu Akbar adalah laksana muara laut ditengah samudera raya, Ta adalah lambang dan suatu aqidah dan keyakinan, timbul dari pandangan dan pendirian hidup yang memancarkan nur atau cahaya.
Bagi masyarakat Kepenuhan hari-hari ini merupakan suatu dari kemenangan yang tiada tara, maka mereka dapat dan mampu melakksanakan ibadah puasa dengan suatu harapan bahwa mereka tergolong kepada orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Hari-hari berikutnya mereka sudah dibekali berbagai ilmu yang telah disampaikan oleh juru Dakwah dan alim ulama, cerdik pandai sehingga menjadi pelita dalam kehidupan mereka, Sebagai bekal bertemu kembali pada bulan ramadhan tahun berikutnya.
Sebagai wujud dari rasa kemenangan tersebut, menurut adat setempat diadakan suatu acara seabagai rasa kemenangan yang mereka terima, juga sebagai tanda syukur atas nikmat yang telah Allah berikan yaitu acara halal bihalal pada hari raya kedua, penetapan hari ini sudah baku menurut adat dan belum Pernah dilaksanakan pada hari ketiga atau hari lain, selain pada hari kedua yaitu setelah tanggal I Syawal tepatnya pada tangal 2 Syawal. Pelaksanaan halal bihalal ini tidak jauh berbeda dengan acara berlimau yaitu:
1. Memberi uraian hikmat tentang idul fitri oleh alim ulama dan cerdik pandai serta Tokoh-Tokoh masyarakat.
2. Ditandai dengan penaikan tunggul-tunggul adat nan sepuluh diringi imam dan dubalang.
3. Peletusan lelo kuno.
4. Pencak Silat.
5. Bermaaf-maafan.
Pada pelaksanaan halal bihalal lebih semarak adalah banyak sanak famili yang pulang kampung, mereka tidak mau ketinggalan mengikuti acara lebaran di kampung halaman. Karena mereka akan bertemu dengan sanak famili dan handai taulan, bahkan ada puluhan tahun tidak pernah berjumpa, tentunya saat seperti ini saat yang berkesan ditambah lagi berjumpa saat pada hari kemenangan.
Bagi mereka yang belum mengerti tentang adat pada saat seperti ini adalah untuk berjojo atau saling kenal untuk mencari kembali tali persaudaraan secara adat, karena diharapkan dengan adanya jojo ini tidak ada silang sengketa dalam hal kekeluargaan.
Mengapa hal ini diungapkan karena menurut penulis bahwa banyak putera Kepenuhan yang sudah lama merantau dan jarang kembali kedaerah, namun setelah kembali mereka sudah membawa suatu keluarga besar, ini perlu diadakannya kembali jojo agar supaya untuk kemudian hari persaudaraan akan tetap ada sampai kapanpun sampai dimanapun mereka berada.
Bagi masyarakat yang berdomisili didaerah juga ada suatu kebahagian bahwa dengan kedatangan kaum famili mereka ini merupakan kebanggaan serta kebahagian secara kedaerahan bahwa mereka memiliki orang-orang yang berhasil dirantau orang. Sikap yang mereka tunjukkan adalah dengan menjamu mereka dengan jamuan ala kampung yaitu seperti ayang, itak, paih serta masakan daerah yang lain serta ditutupi dengan acara saling memaafkan.