Adapun sikap suku ini dalam kejadian perahu kapal kandas tersebut adalah mengelilingi perahu kapal, melihat ke sana sink sebentar melihat ke depan, kemudian ke belakang, entah apa yang akan dikerjakan. Moniliang berarti mengelilingi kapal. Mereka mengelilingi perahu kapal melihat air pasang akan menimp perahu kapal, dan berkata: “Bono! Bono! Itu Bono datang!” Bono artinya air bergelombang besar. Mereka kemudian berkata lagi itulah tadin ku sobuik aie akan datang, kolian onak bokojo juo, lotih Miang awak!” (Dan tadi udah kubilang kalau air akan datang, namun kalian ingin bekerja juga, sekarang kita dapat capeknya saja).
“Godang kato bang!”, ucap penumpang lainnya secara sponta melihat sikap yang mereka ambil. Ucapan dari penumpang tersebut lengket kepada mereka sehingga menjadi semboyan pula dalam Suku Moniliang yaitu Godang kato uwang Moniliang. Arti danri semboyan tersebut adalah mereka selalu meninggi, selalu merasa lebih, selalu merasa pintar, dan sebagainya.
“Godang kato bang!”, ucap penumpang lainnya secara sponta melihat sikap yang mereka ambil. Ucapan dari penumpang tersebut lengket kepada mereka sehingga menjadi semboyan pula dalam Suku Moniliang yaitu Godang kato uwang Moniliang. Arti danri semboyan tersebut adalah mereka selalu meninggi, selalu merasa lebih, selalu merasa pintar, dan sebagainya.